Minggu, 18 Mei 2014

Akuntansi Internasional # – 3


1.       Perbedaan Pokok Prinsip – Prinsip Akuntansi Di Dunia
Dengan berkembangnya bisnis dan pasar keuangan yang telah banyak menuju internasionalisasi, begitu juga dengan perbedaan dalam akuntansi internasional yang menjadi lebih penting dari sudut pandang analisis pernyataan keuangan internasional. Perbedaan akuntansi internasional membawa sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.         Sebagai usaha untuk menilai perusahaan asing, ada kecenderungan untuk melihat pendapatan dan data finansial yang lain dari sudut pandang negara asalnya, dan karena adanya bahaya dari mengabaikan efek dari perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi yang sangat serius.
b.         Kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.
c.         Persoalan dari sifat yang bisa dibandingkan dan harmonisasi akuntansi yang diulas dalam konteks dari kesempatan investasi alternatif.
Perbedaan yang timbul disebabkan oleh:
1)        Pertumbuhan ekonomi,
2)        Inflasi,
3)        Sistem politik,
4)        Pendidikan,
5)        Profesi akuntan,
6)        Peraturan perpajakan,
7)        Pasar uang, dan
8)        Modal.

Adanya perbedaan akuntansi di seluruh dunia sudah tidak diragukan lagi cukup signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis keuangan sangat sulit dalam periode pembuatan perbandingan internasional.
Jika sekarang kita fokus pada beberapa pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis, dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansi yang digunakan bisa berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aset.
Untuk beberapa negara, yang mana representatif dalam pengidentifikasian klasifikasi kultur, prinsip akuntansi juga berkaitan dengan pemilihan pengukuran kunci yang dipresentasikan pada basis komparatif. Dari kesimpulan ini bisa terlihat beberapa perbedaan di berbagai negara.
Dengan hormat kepada basis pengukuran yang digunakan, aplikasi konservatif dari biaya historis umumnya di jadikan persyaratan di negara Uni Eropa, disana ada kecendrungan untuk pendekatan yang lebih fleksibel, khususnya di Inggris dan Belanda. Di dua negara tersebut, biaya historis secara berkala di modifikasi dengan revaluasi nilai pasar atau biaya pengganti, khususnya pada kasus tanah, bangunan dan peralatan.
Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa, khususnya di Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomis, dimana di negara lain seperti Prancis, Jerman, Swiss, dan Jepang, peraturan perpajakan secara umum mendorong metode yang lebih cepat.
Pengukuran persediaan secara umum didasarkan pada prinsip "lower of cost and market" tetapi dengan beberapa variasi dalam penaksiran arti dari pasar itu adalah, "net realizable value" atau biaya pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak (sebagai contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni Eropa). Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode "percentage–of–completion". Tetapi metode kontrak lengkap yang lebih konservatif digunakan di Swiss, Cina, dan Jerman.
Biaya bagian penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) biasanya dikeluarkan lebih cepat di negara Anglo–Amerika dan Jerman. Meskipun Brasil pendekatan yang lebih fleksibel telah diadopsi secara umum. Pendekatan yang serba memperbolehkan juga diadopsi secara umum ke arah kapitalisasi biaya peminjaman dari aset.
Perlakuan dari keuntungan pensiun juga diakuntasikan secara umum atas basis yang bertambah/atau proyek keuntungan yang akan dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang menggunakan metode sebaliknya.
Perlakuan terhadap perpajakan adalah area utama dari perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara kuat oleh peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.
Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh dunia bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya metode "pooling–of–interest" atau kumpulan kepentingan, metode ini dijadikan persyaratan atau diijinkan tergantung pada keadaan tertentu. Tetapi metode pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di Brasil, Cina, dan Jepang metode amortisasi diperlukan dan kontras dengan AS dan Inggris, dimana mertode amortisasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes kelayakan.
Berkaitan dengan goodwill, hal – hal lain seperti merk, hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di Swiss, tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes kelayakan.
Akhirnya, hal – hal yang berkaitan dengan translasi mata uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan pengukuran untuk memilih antara average atau closing rate. Disini, sepertinya ada beberapa fleksibilitas secara umum, dengan kurs aktual ataupun kurs rata – rata.
Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran terhadap perbedaan prinsip pengukuran dan praktiknya secara internasional, kurang lebih yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansi atas pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Pertanyaan pentingnya adalah apakah perbedaan akuntansi secara sistematis berdampak terhadap pengukuran pendapatan.
Meskipun telah dilakukan riset yang sangat terbatas mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional, ada bukti kuat antara hubungan prinsip akuntansi di AS dengan Inggris, beberapa negara Uni Eropa, dan Jepang.

2.       Analisis Laporan Keuangan Internasional
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada pembahasan kali ini hanya menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Jenis – jenis analisa rasio keuangan adalah :
a.         Rasio Likuiditas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban – kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu :
1)        Current Ratio
2)        Acid Test Ratio
3)        Cash Position Ratio

b.        Rasio Solvabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban –kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4 (empat) rasio solvabilitas yang digunakan, yaitu :
1)        Total Debt To Equity Ratio
2)        Total Debt To Total Assets Ratio
3)        Long Term Debt To Equity
4)        Long Term Debt To Total Assets

c.         Rasio Profitabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat) rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu :
1)        Return On Equity (ROE)
2)        Return On Assets (ROA)
3)        Net Profit Margin
4)        Gross Profit Margin

Kerangka Analisis Laporan Keuangan
a.         Variabel Lingkungan
Sistem akuntansi sebuah negara dibentuk oleh lingkungan tempat perusahaan tersebut beroperasi. Banyak variabel yang dibahas, termasuk pendanaan eksternal, keterkaitan politik dan ekonomi dengan negara lain. Sistem legal, tingkat inflasi, ukuran dan kompleksitas bisnis, kecanggihan manajemen, dan komunitas finansial, serta tingkat pendidikan secara umum. Berikut adalah perbandingan antara lingkungan Amerika Serikat dan Jepang dengan menggunakan variabel variabel tertentu.
Variabel
AmerikaSerikat
Jepang
Pendanaaneksternal
Pasar modal
Bank
Keterkaitanpolitikdanekonomi dengan negara lain
DipengaruhiInggris
DipengaruhiJerman, lalu AS setelah PD II
Sistemhukum
Common Law
Code Law
Level Inflasi
Rendah
Rendah
Ukuran&Kompleksitaslingkunganbisnsi
Besar&kompleks
Besar&Kompleks
Kecanggihanmanajemen&komunitasfinansial
Tinggi
Tinggi
Tingkat pendidikansecaraumum
Tinggi
Tinggi

b.        Nilai Budaya
Sistem akuntansi juga dipengaruhi oleh budaya dan nilai yang terjadi dalam masyarakat. Mengetahui orang lain dapat membantu kita memahami sistem akuntansi mereka. Nilai didefinisikan sebagai kecenderungan untuk memilih satu posisi hubungan dengan orang lain.
Salah satu dimensi budaya akan dibahas bagaimana tanggapan masyarakat terhadap ketidakpastian dan ambiguitas. Budaya yang tidak menyukai ketidakpastian akan tergantung pada institusi untuk mempertahankan keseragaman, dan menyimpang dari sebuah norma atau aturan adalah hal yang sangat tidak disarankan. Aturan membuat masyarakat merasa nyaman karena aturan menentukan apa yang harus dilakukan dalam situasi apapun, sehingga ketidakpastian dan pertimbangan dapat dihindari, kebalikannya adalah masyarakat yang lebih menghargai praktik daripada teori dan mengizinkan adanya perkecualian aturan. Nilai budaya dapat diartikan dengan nilai akuntansi. Yang dapat memberi pandangan kepada kita mengenai sistem akuntansi, praktik pengukuran, dan pengungkapan dalam suatu negara.


c.         Nilai Akuntansi
Mengetahui nilai akuntansi suatu negara dapat membantu kita menginterprestasikan dan memahami pelaporan keuangan perusahaan yang beroperasi dalam negara tersebut. Tujuannya adalah agar dapat menganalisis secara realistis setiap laporan keuangan perusahaan multinasional, selaras dengan praktik bisnis dan akuntansi nasional dalam lingkungan operasi tersebut.
Ulasan nilai akuntansi dalam bahasan ini tidak dimaksudkan sebagai ulasan yang lengkap, tetapi disajikan sebagai representasi dari nilai yang mempengaruhi perkembangan sistem akuntansi dan praktik pengukuran dan pengungkapan:
1)        Profesionalisme Vs Pengendalian berdasarkan undang – undang
Salah satu nilai akuntansi adalah preferensi antara pertimbangan profesional yang independen dengan pengendalian berdasarkan undang – undang. Preferensi atas pertimbangan profesional konsisten dengan preferensi terhadap individualisme dan subyektivitas. Nilai ini dapat kita temukan dalam sistem akuntansi dalam negara yang termasuk model fair presentation/full disclosure.
2)        Keseragaman Vs Fleksibilitas
Nilai akuntansi kedua yang memengaruhi sistem pelaporan keuangan adalah keseragaman versus fleksibilitas. Masyarakat yang menghargai keseragaman menunjukkan preferensi atas diterapkannya praktik akuntansi yang seragam. Sementara masyarakat yang menghargai fleksibilitas, memperhitungkan kondisi spesifik yang dihadapi setiap perusahaan. Ada kaitan antara nilai akuntansi dan nilai budaya sehubungan dengan ketidakpastian/keseragaman ditemukan dalam praktik akuntansi model code law compliance dan model inflation adjusted, sementara fleksibilitas tampak dalam praktik akuntansi model fair presentation/full disclosure.
3)        Konservatisme Vs Optimisme
Nilai akuntansi konservatisme berhubungan dengan pengukuran informasi akuntansi dan bermanifestasi dalam preferensi terhadap pendekatan pengukuran sebagai salah satu cara menghadapi ketidakpastian dimasa yang akan datang. Optimisme lebih bertoleransi pada ketidakpastian dalam praktik pengukuran. Negara yang masuk dalam model fair presentation/full disclosure cenderung memilih pendekatan pengukuran yang lebih optimis daripada negara yang masuk kategori logal compliance dan inflation adjusted. Perbedaan pendekatan tersebut merupakan konsekuensi dari keberagaman penyedia modal dan tuntutan pengguna, serta akibat pengaruh hukum pajak yang berlaku.
4)        Rahasia Vs Transparansi
Nilai akuntansi terakhir yang akan dibahas adalah rahasia versus transparasi, terkait dengan praktik pengungkapan. Negara dalam kategori legal compliance dan inflation adjusted lebih memilih kerahasiaan dan cenderung membatasi pengungkapan informasi kepada manajemen dan penyandang dana. Kerahasiaan dan konservatisme merupakan dua hal yang saling berkaitan, dan keduanya juga memicu pendekatan yang hati – hati dalam pelaporan seperti di Jepang. Negara dengan model fair presentation/full disclosure mengungkapkan informasi lebih banyak dan memilih pendekatan pelaporan keuangan dengan tanggungjawab kepada publik sebagai respon kepada penyedia modal.
Fair Presentation/Full Disclosure
Legal Compliance
Inflation Adjusted
Profesionalisme
Pengendalianberdasar UU
Pengendalianberdasar UU
Fleksibilitas
Keseragaman
Keseragaman
Optimisme
Konservatisme
Konservatisme
Transparansi
Kerahasiaan
Kerahasiaan

d.        Peluang dan Tantangan dalam Analisis Lintas Batas
Analisis keuangan lintas batas mencakup berbagai wilayah yuridikasi. Sejumlah negara memiliki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, sistem hukum dan undang – undang, sifat dan ruang lingkup risiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha. Perbedaan ini berarti alat – alat analisis yang sangat efektif di satu wilayah menjadi kurang efektif di wilayah lain dan membuat para analis menghadapi tantangan besar untuk memperoleh informasi yang kredibel.
Analisis dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Disatu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah pada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia. Namun demikian, sejumlah besar perbedaan – perbedaan dalam praktik pelaporan keuangan masih ada. Banyak negara termasuk Cina, Korea, Republik Ceko, dan Rusia berupaya keras untuk memperbaiki ketersediaan dan kualitas informasi mengenai perusahaan publik. Demikian pula akses terhadap informasi yang tersedia bebas dan cukup relevan untuk analisis keuangan telah meningkat secara dramatis dengan penyebarluasan informasi perusahaan melalui internet.
Terlepas dari kontradiksi yang masih terus berlanjut, hambatan untuk analisis dan penilaian keuangan internasional semakin menurun dan pandangan analis secara umum masih positif. Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam teknologi informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan perusahaan – perusahaan untuk menarik investor, dan kegiatan perdagangan yang meningkat masih terus berlanjut. Secara bersama – sama kekuatan ini memberikan insentif bagi perusahaan untuk memperbaiki praktik pelaporan keuangan eksternal mereka.
Globalisasi dan perbaikan dalam akuntansi dan pengungkapan internasional yang masih berlanjut mengaburkan perbedaan antara analisis keuangan lintas batas dan dalam suatu wilayah. Daripada menyeimbangkan pemilihan saham diantara negara – negara dengan mata uang kuat dan lemah, manajer portofolio semakin memusatkan perhatian untuk memilih perusahaan yang terbaik di suatu industri tanpa melihat negara asal. Globalisasi juga berarti analisis yang terlalu domestik menjadi semakin kurang relevan.

e.         Kerangka Dasar Analisis Usaha
Palepu, Bernard, dan Healy membuat suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha dengan menggunakan laporan keuangan. Kerangka dasar tersebut terdiri empat tahap analisis, yaitu:
1)        Analisis Strategi Usaha Internasional
Analisis strategi usaha merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi faktor pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi usaha atau bisnis akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis. Analisis strategi usaha meliputi pemeriksaan laporan tahunan dan penerbitan perusahaan lainnya, dan berbicara dengan staff perusahaan, analis dan profesional keuangan lainnya. Sumber informasi tambahan seperti World Wide Web, kelompok dagang. Pesaing, konsumen, reporter, pelobi, regulator, dan pers bisnis menjadi semakin umum. Akurasi, keandalan, dan relevansi masing – masing jenis informasi yang dikumpulan juga perlu di evaluasi.
Kesulitan – kesulitan analisis strategi bisnis internasional :
a)        Ketersediaan informasi
Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Memperoleh informasi mengenai industri juga sukar dilakukan di banyak negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda – beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di negara berkembang. Akhir – akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti standar pelaporan keuangan internasional.
b)       Rekomendasi untuk melakukan analisis
Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimanan industri dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di negara – negara pasar berkembang. World Wide Web juga menawarkan akses yang cepat terhadap informasi yang hingga akhir – akhir ini masih belum tersedia atau sulit diperoleh.
Informasi negara dapat ditemukan dalam “siaran internasional” yang disebarkan oleh kantor akuntan besar, bank, dan broker. Federasi Internasional Bursa Efek (http://www.fibv.com) dan Federasi Bursa Efek Eropa (http://www.fese.be). Newsletter internasional yang informatif dari majalah Accountancy, The Economist, Financial Analyst Journal, dan Euromoneymenyediakan artikel yang relevan untuk melakukan analisis keuangan internasional.

2)        Analisis Akuntansi
Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan yang harus ditentukan oleh direksi manajemen.
Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Fleksibilitas dalam pelaporan keuangan merupakan hal penting karena memungkinkan manajer untuk menggunakan pengukuran akuntansi yang paling mencerminkan situasi dan keadaan suatu perusahaan. Laba yang dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka.
Healy dan rekan menyarankan  langkah – langah dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan :
a)        Identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama
b)        Analisislah fleksibilitas akuntansi
c)        Evaluasilah strategi akuntansi
d)       Evaluasilah kualitas pengungkapan
e)        Indentifikasikanlah potensi terjadinya masalah
f)         Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi

Tantangan dalam melakukan analisis akuntansi internasional
a)        Perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan, dan kualitas audit. Karakteristik nasional menyebabkan perbedaan yang mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan, dan ruang lingkup direksi manajemen atas pelaporan keuangan.
b)        Kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk analisis akuntansi
Perbedaan antar negara dalam kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan audit sangat dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasa dan penegakan aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.

Saran untuk Para Analis
Para analis harus sesering mungkin bertemu dengan manajemen untuk mengevaluasi insentif pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi mereka. Banyak perusahaan di negara berkembang sangat tertutup dan para manajer mungkin tidak memiliki insentif  yang kuat untuk melakukan pengungkapan yang lengkap dan kredibel.
Akhirnya, teknologi komunikasi seperti World Wide Web memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh tahap riset keuangan. Banyak perusahaan dan negara sekarang telah memiliki situs web yang membuat setiap orang yang tertarik menjadi lebih mudah untuk memperoleh informasi.

3)        Analisis Laporan Keuangan Internasional (ALKI)
Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Analisis rasio dan analisis arus kas merupakan alat yang penting dalam melakukan analisis keuangan. Analisis rasio mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiskal lain dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku.
Analisis arus kas berfokus pada laporan arus kas yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar yang di klasifikasikan menjadi aktiva operasi, investasi, dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodik untuk menjawab banyak pertanyaan mengenai kinerja dan manajemen perusahaan.
Diperlukan karena adanya kecenderungan meningkatnya investasi internasional dan dilakukan dengan maksud agar data keuangan dapat dibandingkan. Sumber informasi untuk analisis laporan keuangan internasional adalah :
a)        Laporan keuangan, jadwal pendukung, serta catatan atas laporan keuangan.
b)        Latar belakang kekayaan perusahaan dan pengungkapannya.

Teknik – teknik analisis Laporan Keuangan Internasional yang telah dipakai adalah Analisa Trend.
Membandingkan item – item data secara periodik selama 2 tahun atau lebih seperti trend laba, debt rating, perubahan revenue, pertumbuhan geometric, dan sebagainya.

Analisis Rasio
Analisis ini mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiskal yang lain dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang berlaku.
Terdapat dua masalah dalam menganalisis rasio dalam lingkungan internasional, yaitu :
a)        Apakah perbedaan lintas negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari negara yang berbeda?
b)        Seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi lokal mempengaruhi interprestasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran akuntansi dari negara yang berbeda disajikan ulang agar tercapai daya banding akuntansi?

Sejumlah bukti yang kuat menunjukkanadanya perbedaan besar antarnegara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan lainnya yang berasal dari faktor akuntansi dan non–akuntansi.
Seberapa besar perbedaan dalam pos – pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan prinsip –prinsip akuntansi nasional? Ratusan perusahaan non AS yang mencatatkan saham di Bursa –bursa efek AS melakukan pengungkapan rekonsiliasi berupa catatan kaki yang memberikan bukti terhadap pernyataan ini, setidaknya dalam konteks perbedaan antara nilai akuntansi berdasarkan GAAP AS dan berdasarkan GAAP non AS.
Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan oleh emiten asing yang disusun oleh SEC cukup informasi. Sekitar separuh dari 528 emiten non AS yang diteliti mengungkapkan perbedaan yang material antara laba yang dilaporkan laporan keuangannya mereka dengan laba bersih menurut GAAP AS. Lima jenis perbedaan laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah :
a)        Depresiasi dan amortisasi
b)        Biaya yang ditangguhkan
c)        Pajak tangguhan
d)       Pensiun
e)        Transaksi mata uang asing

Penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari 2/3 emiten (dua puluh lima dari 87 emiten) yang mengungkapkan perbedaan laba yang material melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah dibandingkan dengan laba menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari antaranya melaporkan perbedaan laba lebih besar dari 25%. Hasil yang sama juga ditemukan untuk rekonsiliasi ekuitas pemegang saham. Secara keseluruhan, bukti dalam studi SEC ini menunjukan bahwa perbedaan laporan keuangan menurut GAAP AS dan GAAP non AS sangat material untuk kebanyakan perusahaan.


Membandingkan item satu dengan item yang lain laporan keuangan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang sama tentang profitabilitas perusahaan, leverage, likuiditas, dan efisiensi.
Indikator Pengembalian :
a)        Pendapatan per lembar saham = Pertumbuhan laba bersih saham biasa
Total saham dari saham biasa yang beredar
b)        Pengembalian atas aktiva = Laba bersih
Total Aktiva
c)        Pengembalian atas ekuitas = Laba bersih
Ekuitas pemilik

Indikator Likuiditas dan Risiko :
a)        Rasio Lancar = Aktiva lancar
Utang lancar
b)        Utang terhadap ekuitas = Total Utang
Ekuitas pemilik

Kesulitan Memperoleh Informasi Akuntansi Internasional
Dalam memperoleh data akuntansi internasional terdapat beberapa kesulitan, antara lain :
a)        Penyesuaian depresiasi
Beban depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.
b)       Penyesuaian persediaan LIFO ke FIFO
Persediaan harus dikonversikan dalam metode FIFO.
c)        Cadangan
Cadangan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk menghapus beban.
d)       Reformulasi Laporan Keuangan
Penyesuaian dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa perhitungan pada poin – poin tersebut di atas.

Analisis Arus Kas
Analisis ini berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi aktifitas operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodik. Misalkan, apakah perusahaan telah menghasilkan arus kas yang positifdarioperasinya.
Analisis arus kas memberikan masukan mengenai arus kas dan manajemen suatu perusahaan. Laporan arus kas yang sangat mendetail diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS, dan standar akuntansi di sejumlah negara yang jumlahnya makin bertambah. Ukuran – ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khususnya dalam analisis internasional karena tidak terlalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan dengan ukuran – ukuran berbasis laba. Apabila laporan arus kas tidak disajikan, sering kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan ukuran arus kas lainnya dengan menyesuaikan laba berbasis akrual. Banyak perusahaan tidak mengungkapkan informasi yang diperlukan untuk membuat penyesuaian tersebut.

Mekanisme Untuk Mengatasi Perbedaan Prinsip Akuntansi Antar Negara
Untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas negara beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
a)        Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
b)       Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan – perusahaan yang berlokasi di negara – negara tersebut.

Brown, Soybel, dan Stickney menggambarkan penggunaan algoritma penyajian ulang untuk meningkatkan perbandingan kinerja keuangan lintas negara. Algoritma penyajian ulang relatif sederhana cukup efektif untuk digunakan. Satu pendekatan adalah memfokuskan pada beberapa perbedaan laporan keuangan yang paling material, dimana tersedia cukup informasi untuk melakukan penyesuaian yang dapat diandalkan.

4)        Analisis Prospektif Internasional
Analisis prospektif mencakup tahap peramalan dan penilaian. Ketika melakukan peramalan para analis membuat ramalan mengenai prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan strategi usaha, catatan akuntansi, dan analisis keuangan. Ketika melakukan penilaian, analis merubah ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai perusahaan. Penilaian digunakan secara implisit maupun eksplisit dalam banyak kegiatan usaha.
Para pakar dalam penilaian internasional memberikan peringatan berikut ini kepada mereka yang melakukan analisis prospektif internasional: “setiap aturan yang telah anda pelajari di negara asal anda menjadi tidak berlaku diluar negeri”. Fluktuasi kurs, perbedaan akuntansi, perbedaan praktik, dan kebiasaan bisnis, perbedaan pasar modal, dan banyak faktor lainnya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peramalan dan penilaian internasional.

Derajat pentingnya masing – masing tahap tergantung pada tujuan analisis. Kerangka analisis usaha ini dapat diterapkan dalam banyak situasi keputusan, termasuk analisis surat berharga, analisis kredit, analisis merger dan akuisisi.

f.          Kesulitan Dan Kelemahan Dalam Analisis Laporan Keuangan Internasional
Keempat tahap analisis usaha dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut ini:
1)        Akses informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web. Perusahaan diseluruh dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma – cuma dari berbagai sumber internet dan lainnya. Banyak perusahaan juga menjawab permintaan atas laporan tahunan dan dokumen.
Banyak database komersial menyediakan akses terhadap data keuangan dan pasar saham ribuan puluhan ribu perusahaan diseluruh dunia. Perusahaan yang tercakup dalam database komersial ini umumnya perusahaan besar yang laporan keuangannya menarik perhatian para pengguna dan investor.
Sumber informasi lain yang juga berharga adalah publikasi pemerintah, organisasi riset ekonomi, organisasi internasional PBB, organisasi akuntansi, audit, dan pasar surat berharga.

2)        Ketepatan waktu informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan siaran pers yang menyangkut laporan akuntansi berbeda – beda disetiap negara. Jangka waktu pelaporan keuangan dapat di estimasi dengan membandingkan akhir tahun fiskal sebuah perusahaan dengan tanggal laporan audit. Tanggal terakhir ini dianggap sebagai tanggal indikasi kapan informasi keuangan perusahaan pertama kali tersedia untuk masyarakat umum. Tabel rata – ratapenundaantanggalakhirtahundantanggallaporanauditor:
JumlahHari
Negara
130
Tidakada
3160
Brasil,Kanada,Meksiko,KoreaSelatan,Taiwan,USA
6190
Argentina,Australia,Denmark,Jepang,Belanda,Singapura,Spanyol,Inggris Raya
91120
Perancis, Jerman, Hongkong
121 lebih
Pakistan

Forst mencatat perbedaan internasional lebih lanjut dalam ketepatan waktu siaran pers yang menyangkut laba. Ia mendefinisikan jangka waktu sebagai rata – rata jumlah hari antara akhir tahun fiskal suatu perusahaan dan tanggal siaran pers. Perbedaan dalam ketepatan waktu informasi akuntansi menambah beban para pembaca laporan keuangan perusahaan asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan yang memiliki lingkungan yang senantiasa berubah – ubah. Agar penilaian yang dilakukan bermakna, diperlukan penyesuaian terus – menerus atas jumlah yang dilaporkan, dengan menggunakan alat konvensional ataupun tidak konvensional.

3)        Hambatan bahasa dan terminologi
Perbedaan bahasa antarnegara dapat menimbulkan hambatan informasi bagi para pengguna laporan keuangan. Kebanyakan perusahaan yang berdomisili di negara – negara yang tidak menggunakan bahasa inggris menerbitkan laporan tahunannya dalam bahasa negara asal. Namun demikian, semakin banyak perusahaan yang relatif besar yang berada di perekonomian maju menyediakan laporan tahunan dalam bahasa inggris.
Secara substansial, banyak isu substansial yang dihadapi para pengguna laporan keuangan internasional. Mungkin isu yang paling sulit adalah yang berkaitan dengan mata uang asing mungkin akan menimbulkan pengaruh yang sangat besar dalam akuntansi internasional selama beberapa waktu. Sebaliknya, masalah yang berkaitan dengan ketersediaan dan kredibilitas informasi secara perlahan semakin berkurang karena semakin banyak perusahaan, otoritas berwenang dan bursa efek yang mengakui pentingnya untuk memperbaiki akses investor terhadap informasi yang tepat waktu dan kredibel.

4)        Masalah pertimbangan mata uang asing
Sebagian besar perusahaan diseluruh dunia menetapkan dominasi akun keuangan dalam mata uang domisili nasional mereka dan membuat para analis menghadapi dua permasalahan, yaitu :
a)        Berkaitan dengan kemudahan pembaca.
b)       Menyangkut isi informasi.

Bagi seorang pembaca yang terbiasa dengan dolar akan kebingungan apabila dinyatakan dengan euro. Cara untuk mengatasinya adalah dengan mentranslasikan saldo mata uang asing kedalam mata uang domestik. Penggunaan kurs untuk mentranslasikan akun – akun dalam mata uang asing dapat mendistorsikan pola keuangan yang terjadi dalam mata uang lokal.
Meskipun lebih disukai untuk melakukan analisis laporan keuangan luar negeri dalam mata uang lokal, kita lebih menyukai penggunaan kurs tahun terakhir sebagai kurs translasi kemudahan bagi para pembaca yang lebih menyukai angka dalam mata uang domestik. Apabila laporan yang telah ditranslasikan memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam melihat akun – akun mata uang asing dalam suatu mata uang yang telah dikenal umum, maka dapat timbul gambaran sebenarnya mengalami distorsi. Secara khusus, perubahan kurs valuta asing dan prosedur akuntansi secara bersamaan sering kali menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang bertentangan dengan peristiwa yang mendasarinya.

5)        Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan
Format neraca dan laporan laba rugi berbeda – beda disetiap negara. Perbedaan klasifikasi secara internasional juga cukup banyak terjadi. Buku acuan Transactional Accounting dapat digunakan secara lengkap perlakuan perbedaan klasifikasi lainnya yang ada di tiap – tiap negara. Meski menyulitkan, perbedaan format laporan keuangan tidak terlalu penting karena struktur dasar laporan keuangan cukup mirip diseluruh dunia. Dengan demikian, kebanyakan perbedaan biasanya dapat direkonsiliasikan dengan sedikit usaha.

g.         Penggunaan Website Untuk Memperoleh informasi Penelitian Perusahaan
1)        Mayoritas perusahaan memiliki website tersendiri dan mayoritas memanfaatkan homepage mereka untuk menginformasikan informasi keuangan terutama laporan keuangan pokok yaitu neraca dan laba rugi. Tidak banyak, kurang dari 40% perusahaan yang memberikan informasi keuangan tambahan (catatan atas laporan keuangan, pendapat auditor, dan analisis manajemen).
2)        Mayoritas perusahaan hanya memberikan duplikasi informasi atau sebagian dari informasi hardcopy laporan historis yang diubah dalam bentuk hypertext atau format pdf.
3)        Tidak banyak perusahaan yang benar – benar memanfaatkan fitur – fitur internet secara optimal. Hal ini terbukti, kurang dari 10% dari perusahaan sampel yang menyampaikan informasi mengenai pergerakan saham. Disamping itu, meskipun mayoritas homepage menampilkan press release, tetapi kurang dari 35% yang melakukan update atas informasi yang ditampilkan.
4)        Mayoritas perusahaan telah menggunakan teknologi yang cukup maju. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan menampilkan informasi (94%), penggunaan aplikasi JAVA untuk mempercantik tampilan, penggunaan hyperlinks dan external links dalam homepagenya. Disamping itu, mayoritas tampilan (interface) dari perusahaan sampel sudah terstruktur dengan baik.

3.       Ukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan perbankkan pada periode tertentu melalui aktivitas – aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data –data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu. Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja dimasa depan dan hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin di kendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping itu informasi tersebut juga dapat berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan dalam perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa yang berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Beradasarkan Prinsip Syariah, perhitungan kinerja keuangan bank adalah sebagai berikut:
a.         Rasio Likuiditas (Liquidity)
Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban –kewajibannya. Suatu bank dinyatakan likuid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang digunakan tanpa terjadi penagguhan. Untuk menghitung rasio likuiditas digunakan beberapa komponen sebagai berikut:
1)        Besarnya aset jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek, sebagai rasio utama. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi likuiditas jangka pendek.
2)        Kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek dengan menggunakan aset jangka pendek, kas dan secondary reserve (Short Term Mismatch/STMP), sebagai rasio penunjang. Rasio ini brtujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi likuiditas jangka pendek dengan menggunakan aktiva jangka pendek, kas, dan secondary reserve.
3)        Ketergantungan bank terhadap deposan inti (Rasio Deposan Inti/RDI), sebagai rasio penunjang. Rasio ini bertujuan untuk mengukur besarnya ketergantungan bank syariah terhadap dana dari deposan inti.
4)        Pertumbuhan dana deposan inti dibandingkan dengan pertumbuhan total dana pihak ketiga (Pertumbuhan Rasio Deposan Inti/PRDI), sebagai rasio penunjang. Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketergantungan bank syariah terhadap deposan inti.
5)        Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi mismatch (Ratio Contingency Plan/RCP), sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kecukupan sumber dana apabila terjadi short term mismatch dan penarikan dana deposan inti.
6)        Ketergantungan pada dana antar bank (Rasio Antar Bank Pasiva/RAPB), sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketergantungan bank terhadap dana antar bank.

b.        Rasio Profitabilitas (Earning)
Rasio profitabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Untuk menghitung rasio rentabilitas digunakan beberapa komponen sebagai berikut:
1)        Pendapatan Operasional Bersih (Net Oerating Marjin, NOM), sebagai rasio utama untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba.
2)        Return On Asset (ROA), sebagai rasio penunjang untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba.
3)        Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO), sebagai rasio penunjang untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah.
4)        Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA), sebagai rasio penunjang untuk mengukur besarnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan pendapatan.
5)        Diversivikasi Pendapatan, sebagai rasio penunjang untuk mengukur kemampuan bank syariah dalam menghasilkan pendapatan dari jasa berbasis fee.
6)        Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO), sebagai rasio penunjang untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang.
7)        Rasio Net Marjin Operasional Utama, sebagai rasio observed untuk mengukur pendapatan bersih dari operasi utama terhadap total penyaluran dana.
8)        Return On Equity, sebagai rasio observed untuk mengukur kemampuan modal dalam menghasilkan laba.
9)        Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar keuangan, sebagai rasio observed untuk mengukur besarnya penempatan dana bank syariah pada surat berharga dan pasar keuangan.
10)    Fungsi edukasi publik (CSR), sebagai rasio observed untuk mengukur besarnya fungsi corperate social responsibility terhadap proses pembelajaran masyarakat.
11)    Fungsi sosial, sebagai rasio observed untuk mengukur besarnya pelaksanaan fungsi sosial bank syariah.
12)    Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah, sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat bunga dengan return yang diberikan bank syariah kepada nasabah.
13)    Besarnya bagi hasil dana investasi, sebagai rasio observed untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola dan investasi untuk menghasilkan pendapatan.
14)    Penyaluran dana yang di write off dibandingkan dengan biaya operasional, sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur signifikasi pengaruh penghapus bukuan terhadap efisiensi operasional bank.

4.       Ukuran Kinerja Berdasarkan Anggaran
Sebagaian besar perusahaaan menggunakan anggarandalam sistem pengendalian (control system) mereka. Anggaran disusun untuk secara formal menyatakan kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan dan hasil –hasil yang akan dicapai dalam satu periode tertentu dimasa mendatang, biasanya satu tahun. Terhadap anggaran inilah kegiatan dan pencapaian aktual akan diperbandingkan dalam rangka evaluasi kinerja manajerial dan evaluasi kinerja unit bisnis. Dengan demikian, penyusunan anggaran merupakan tahap yang penting untuk terbentuknya suatu sistem pengendalian yang efektif dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena semakin banyak perusahaan yang terlibat dalam bisnis global penting bagi para manager untuk memonitor dan memperbaiki teknik –teknik penganggaran dan evauasi kinerja mereka untuk menyakinkan bahwa penggangaran dan evaluasi tersebut benar –benar relevan untuk operasi mereka di luar negeri seperti halnya di dalam negeri. MNC perlu menetapkan satu set ukuran kinerja keuangan dan non keuangan untuk mendapatkan gambaran yang akurat mengenai kinerja para manager dan anak – anak perusahaan diberbagai belahan dunia.  Penganggaran dan evaluasi kinerja secara kritis dihubungkan dalam hal bahwa anggaran menentukan kriteria dimana unit –unit operasi dalam sebuah perusahaan akan dievaluasi pada akhir periode anggaran, jika anggaran digunakan untuk memotivasi karyawan dan untuk membantu menciptakan organisasi, maka anggaran harus menetapkan kriteria yang dengan isu –isu penganggaran dan evaluasi kinerja yang harus dihadapi organisasi dalam konteks yang sepenuhnya domestik, ada sejumlah pertimbangan tambahan yang harus diperhatikan evaluasi kinerja untuk anak –anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang berlokasi di negara – negara lain.

5.       Ukuran Kinerja Berdasarkan ROI
Ada dua kinerja keuangan yang digunakan secara luas oleh perusahaan – perusahaan multinasional yaitu return investasi atau return on investment(ROI) dan kinerja yang dianggarkan(budgeted performance). ROI membandingkan laba perusahaan terhadap suatu basis tertentu, sementara kinerja yang dianggarkan membandingkan antara hasil operasi aktual terhadap hasil operasi yang dianggarkan. Esensi pengendalian melalui anggaran (budgetary control) adalah bahwa setiap perbedaan antara pencapaian aktual dari pencapaian yang dianggarkan dapat ditelusuri ke manajer unit yang bertanggungjawab yang akan menjadikan informasi tersebut sebagai umpan–balik dalam menentukan langkah –langkah selanjutnya. Sehubungan dengan kriteria ukuran kinerja keuangan, maka isu – isu tambahan yang muncul, khususnya untuk ROI adalah :
a.         Identifikasi komponen ROI
b.         Pengukuran akuntansi ROI

Variasi ROI berhubungan dengan elemen – elemen laba dan basis investasi yang sesuai. Apakah laba harus merupakan selisih antara pendapatan dan biaya seperti yang terlihat pada laporan laba rugi pada perusahaan yang ditunjukan kepada pihak eksternal? Walaupun ukuran laba konvensional tersebut lebih mencerminkan penandingan antar upaya dan pencapaian sebuah perusahaan dari pada ukuran arus kas, tetapi laba konvensional tersebut menyesatkan dalam lingkungan internasional.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, akuntan korporasi perlu menentukan seakurat mungkin pengembalian – pengembalian yang berkaitan.Asalah yang timbul mengenai denomitor ROI. Sesuai dengan prinsip evaluasi manajerial di atas, basis investasi harus berupa sumberdaya yang berkendali bagi manajemen yang bersangkutan. Jadi, kelebihan sediaan yang disebabkan karena kebijakan valuta harus dieliminasi.
Banyak perusahaan di inggris dan AS yang sedang menghitung ROI dengan menghubungkan EBIT dengan aktiva tetap tambahan modal kerja neto. Sementara perusahaan – perusahaan Belanda biasanya tidak memasukkan saldo kas akhir dalam definisi “modal yang digunakan“, karena secara operasional kas ditangan dianggap merupakn aktiva yang tidak produktif. Pada sisi lain, kas digunakan sebagai standar perbandingan, yaitu return atas aktiva yang digunakan paling tidak harus melebihi return yang mestinya diperoleh seandainya kas diinvestasi pada pasar modal setempat.

Sumber: