1.
Perbedaan Pokok
Prinsip – Prinsip Akuntansi Di Dunia
Dengan berkembangnya bisnis dan pasar keuangan yang
telah banyak menuju internasionalisasi, begitu juga dengan perbedaan dalam
akuntansi internasional yang menjadi lebih penting dari sudut pandang analisis
pernyataan keuangan internasional. Perbedaan akuntansi internasional membawa
sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a.
Sebagai usaha untuk menilai perusahaan asing, ada kecenderungan untuk
melihat pendapatan dan data finansial yang lain dari sudut pandang negara
asalnya, dan karena adanya bahaya dari mengabaikan efek dari perbedaan
akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin
dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi
yang sangat serius.
b.
Kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi
familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal
lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.
c.
Persoalan dari sifat yang bisa dibandingkan dan harmonisasi akuntansi yang
diulas dalam konteks dari kesempatan investasi alternatif.
Perbedaan yang timbul disebabkan oleh:
1)
Pertumbuhan ekonomi,
2)
Inflasi,
3)
Sistem politik,
4)
Pendidikan,
5)
Profesi akuntan,
6)
Peraturan perpajakan,
7)
Pasar uang, dan
8)
Modal.
Adanya perbedaan akuntansi di seluruh dunia sudah
tidak diragukan lagi cukup signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis
keuangan sangat sulit dalam periode pembuatan perbandingan internasional.
Jika sekarang kita fokus pada beberapa pengukuran
kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di
dalamnya Inggris, Belanda, Prancis, dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan
Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansi yang digunakan bisa
berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aset.
Untuk beberapa negara, yang mana representatif dalam pengidentifikasian
klasifikasi kultur, prinsip akuntansi juga berkaitan dengan pemilihan
pengukuran kunci yang dipresentasikan pada basis komparatif. Dari kesimpulan
ini bisa terlihat beberapa perbedaan di berbagai negara.
Dengan hormat kepada basis pengukuran yang digunakan,
aplikasi konservatif dari biaya historis umumnya di jadikan persyaratan di
negara Uni Eropa, disana ada kecendrungan untuk pendekatan yang lebih
fleksibel, khususnya di Inggris dan Belanda. Di dua negara tersebut, biaya
historis secara berkala di modifikasi dengan revaluasi nilai pasar atau biaya
pengganti, khususnya pada kasus tanah, bangunan dan peralatan.
Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa, khususnya di
Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomis, dimana di negara
lain seperti Prancis, Jerman, Swiss, dan Jepang, peraturan perpajakan secara
umum mendorong metode yang lebih cepat.
Pengukuran persediaan secara umum didasarkan pada
prinsip "lower of cost and market"
tetapi dengan beberapa variasi dalam penaksiran arti dari pasar itu adalah,
"net realizable value" atau
biaya pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak (sebagai
contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni Eropa).
Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode "percentage–of–completion". Tetapi
metode kontrak lengkap yang lebih konservatif digunakan di Swiss, Cina, dan
Jerman.
Biaya bagian penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D)
biasanya dikeluarkan lebih cepat di negara Anglo–Amerika dan Jerman. Meskipun
Brasil pendekatan yang lebih fleksibel telah diadopsi secara umum. Pendekatan
yang serba memperbolehkan juga diadopsi secara umum ke arah kapitalisasi biaya
peminjaman dari aset.
Perlakuan dari keuntungan pensiun juga diakuntasikan
secara umum atas basis yang bertambah/atau proyek keuntungan yang akan
dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang menggunakan
metode sebaliknya.
Perlakuan terhadap perpajakan adalah area utama dari
perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara kuat oleh
peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.
Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh dunia
bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya metode "pooling–of–interest" atau kumpulan
kepentingan, metode ini dijadikan persyaratan atau diijinkan tergantung pada
keadaan tertentu. Tetapi metode pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di
Brasil, Cina, dan Jepang metode amortisasi diperlukan dan kontras dengan AS dan
Inggris, dimana mertode amortisasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes
kelayakan.
Berkaitan dengan goodwill, hal – hal lain seperti
merk, hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di
Swiss, tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes
kelayakan.
Akhirnya, hal – hal yang berkaitan dengan translasi
mata uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan pengukuran
untuk memilih antara average atau closing rate. Disini, sepertinya ada
beberapa fleksibilitas secara umum, dengan kurs aktual ataupun kurs rata – rata.
Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran terhadap
perbedaan prinsip pengukuran dan praktiknya secara internasional, kurang lebih
yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansi atas
pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada
berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain
agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Pertanyaan
pentingnya adalah apakah perbedaan akuntansi secara sistematis berdampak
terhadap pengukuran pendapatan.
Meskipun telah dilakukan riset yang sangat terbatas
mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional, ada bukti
kuat antara hubungan prinsip akuntansi di AS dengan Inggris, beberapa negara
Uni Eropa, dan Jepang.
2.
Analisis Laporan
Keuangan Internasional
Analisa
laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan
masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali
namun pada pembahasan kali ini hanya menggunakan analisa rasio keuangan karena
analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara
dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut
bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah
memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun
ketahun. Jenis – jenis analisa rasio keuangan adalah :
a.
Rasio Likuiditas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajiban – kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga)
macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu :
1)
Current Ratio
2)
Acid Test Ratio
3)
Cash Position Ratio
b.
Rasio Solvabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajiban –kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang). Ada 4 (empat) rasio solvabilitas yang digunakan, yaitu :
1)
Total Debt To Equity Ratio
2)
Total Debt To Total Assets Ratio
3)
Long Term Debt To Equity
4)
Long Term Debt To Total Assets
c.
Rasio Profitabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat) rasio
profitabilitas yang digunakan, yaitu :
1)
Return On Equity (ROE)
2)
Return On Assets (ROA)
3)
Net Profit Margin
4)
Gross Profit Margin
Kerangka
Analisis Laporan Keuangan
a.
Variabel
Lingkungan
Sistem
akuntansi sebuah negara dibentuk oleh lingkungan tempat perusahaan tersebut
beroperasi. Banyak variabel yang dibahas, termasuk pendanaan eksternal,
keterkaitan politik dan ekonomi dengan negara lain. Sistem legal, tingkat
inflasi, ukuran dan kompleksitas bisnis, kecanggihan manajemen, dan komunitas
finansial, serta tingkat pendidikan secara umum. Berikut adalah perbandingan
antara lingkungan Amerika Serikat dan Jepang dengan menggunakan variabel – variabel tertentu.
Variabel
|
AmerikaSerikat
|
Jepang
|
Pendanaaneksternal
|
Pasar modal
|
Bank
|
Keterkaitanpolitikdanekonomi dengan negara lain
|
DipengaruhiInggris
|
DipengaruhiJerman, lalu AS setelah PD II
|
Sistemhukum
|
Common Law
|
Code Law
|
Level Inflasi
|
Rendah
|
Rendah
|
Ukuran&Kompleksitaslingkunganbisnsi
|
Besar&kompleks
|
Besar&Kompleks
|
Kecanggihanmanajemen&komunitasfinansial
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tingkat pendidikansecaraumum
|
Tinggi
|
Tinggi
|
b.
Nilai
Budaya
Sistem
akuntansi juga dipengaruhi oleh budaya dan nilai yang terjadi dalam masyarakat.
Mengetahui orang lain dapat membantu kita memahami sistem akuntansi mereka.
Nilai didefinisikan sebagai kecenderungan untuk memilih satu posisi hubungan
dengan orang lain.
Salah
satu dimensi budaya akan dibahas bagaimana tanggapan masyarakat terhadap
ketidakpastian dan ambiguitas. Budaya yang tidak menyukai ketidakpastian akan
tergantung pada institusi untuk mempertahankan keseragaman, dan menyimpang dari
sebuah norma atau aturan adalah hal yang sangat tidak disarankan. Aturan
membuat masyarakat merasa nyaman karena aturan menentukan apa yang harus
dilakukan dalam situasi apapun, sehingga ketidakpastian dan pertimbangan dapat
dihindari, kebalikannya adalah masyarakat yang lebih menghargai praktik
daripada teori dan mengizinkan adanya perkecualian aturan. Nilai budaya dapat
diartikan dengan nilai akuntansi. Yang dapat memberi pandangan kepada kita
mengenai sistem akuntansi, praktik pengukuran, dan pengungkapan dalam suatu
negara.
c.
Nilai
Akuntansi
Mengetahui
nilai akuntansi suatu negara dapat membantu kita menginterprestasikan dan
memahami pelaporan keuangan perusahaan yang beroperasi dalam negara tersebut.
Tujuannya adalah agar dapat menganalisis secara realistis setiap laporan
keuangan perusahaan multinasional, selaras dengan praktik bisnis dan akuntansi
nasional dalam lingkungan operasi tersebut.
Ulasan
nilai akuntansi dalam bahasan ini tidak dimaksudkan sebagai ulasan yang
lengkap, tetapi disajikan sebagai representasi dari nilai yang mempengaruhi
perkembangan sistem akuntansi dan praktik pengukuran dan pengungkapan:
1)
Profesionalisme
Vs Pengendalian berdasarkan undang – undang
Salah
satu nilai akuntansi adalah preferensi antara pertimbangan profesional yang
independen dengan pengendalian berdasarkan undang – undang. Preferensi atas
pertimbangan profesional konsisten dengan preferensi terhadap individualisme
dan subyektivitas. Nilai ini dapat kita temukan dalam sistem akuntansi dalam
negara yang termasuk model fair presentation/full disclosure.
2)
Keseragaman
Vs Fleksibilitas
Nilai
akuntansi kedua yang memengaruhi sistem pelaporan keuangan adalah keseragaman
versus fleksibilitas. Masyarakat yang menghargai keseragaman menunjukkan
preferensi atas diterapkannya praktik akuntansi yang seragam. Sementara
masyarakat yang menghargai fleksibilitas, memperhitungkan kondisi spesifik yang
dihadapi setiap perusahaan. Ada kaitan antara nilai akuntansi dan nilai budaya
sehubungan dengan ketidakpastian/keseragaman ditemukan dalam praktik akuntansi
model code law compliance dan model inflation adjusted, sementara
fleksibilitas tampak dalam praktik akuntansi model fair presentation/full
disclosure.
3)
Konservatisme
Vs Optimisme
Nilai
akuntansi konservatisme berhubungan dengan pengukuran informasi
akuntansi dan bermanifestasi dalam preferensi terhadap pendekatan pengukuran
sebagai salah satu cara menghadapi ketidakpastian dimasa yang akan datang. Optimisme
lebih bertoleransi pada ketidakpastian dalam praktik pengukuran. Negara
yang masuk dalam model fair presentation/full disclosure cenderung
memilih pendekatan pengukuran yang lebih optimis daripada negara yang masuk
kategori logal compliance dan inflation adjusted. Perbedaan
pendekatan tersebut merupakan konsekuensi dari keberagaman penyedia modal dan
tuntutan pengguna, serta akibat pengaruh hukum pajak yang berlaku.
4)
Rahasia
Vs Transparansi
Nilai
akuntansi terakhir yang akan dibahas adalah rahasia versus transparasi, terkait
dengan praktik pengungkapan. Negara dalam kategori legal compliance dan inflation
adjusted lebih memilih kerahasiaan dan cenderung membatasi pengungkapan
informasi kepada manajemen dan penyandang dana. Kerahasiaan dan konservatisme
merupakan dua hal yang saling berkaitan, dan keduanya juga memicu pendekatan
yang hati – hati dalam pelaporan seperti di Jepang. Negara dengan model fair
presentation/full disclosure mengungkapkan informasi lebih banyak dan
memilih pendekatan pelaporan keuangan dengan tanggungjawab kepada publik
sebagai respon kepada penyedia modal.
Fair
Presentation/Full Disclosure
|
Legal
Compliance
|
Inflation
Adjusted
|
Profesionalisme
|
Pengendalianberdasar UU
|
Pengendalianberdasar UU
|
Fleksibilitas
|
Keseragaman
|
Keseragaman
|
Optimisme
|
Konservatisme
|
Konservatisme
|
Transparansi
|
Kerahasiaan
|
Kerahasiaan
|
d.
Peluang
dan Tantangan dalam Analisis Lintas Batas
Analisis
keuangan lintas batas mencakup berbagai wilayah yuridikasi. Sejumlah negara
memiliki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas
pengungkapan, sistem hukum dan undang – undang, sifat dan ruang lingkup risiko
usaha, dan cara untuk menjalankan usaha. Perbedaan ini berarti alat – alat
analisis yang sangat efektif di satu wilayah menjadi kurang efektif di wilayah
lain dan membuat para analis menghadapi tantangan besar untuk memperoleh
informasi yang kredibel.
Analisis
dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Disatu
sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah pada
semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia. Namun
demikian, sejumlah besar perbedaan – perbedaan dalam praktik pelaporan keuangan
masih ada. Banyak negara termasuk Cina, Korea, Republik Ceko, dan Rusia
berupaya keras untuk memperbaiki ketersediaan dan kualitas informasi mengenai
perusahaan publik. Demikian pula akses terhadap informasi yang tersedia bebas
dan cukup relevan untuk analisis keuangan telah meningkat secara dramatis
dengan penyebarluasan informasi perusahaan melalui internet.
Terlepas
dari kontradiksi yang masih terus berlanjut, hambatan untuk analisis dan
penilaian keuangan internasional semakin menurun dan pandangan analis secara
umum masih positif. Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam teknologi informasi
dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan perusahaan – perusahaan
untuk menarik investor, dan kegiatan perdagangan yang meningkat masih terus
berlanjut. Secara bersama – sama kekuatan ini memberikan insentif bagi
perusahaan untuk memperbaiki praktik pelaporan keuangan eksternal mereka.
Globalisasi
dan perbaikan dalam akuntansi dan pengungkapan internasional yang masih
berlanjut mengaburkan perbedaan antara analisis keuangan lintas batas dan dalam
suatu wilayah. Daripada menyeimbangkan pemilihan saham diantara negara – negara
dengan mata uang kuat dan lemah, manajer portofolio semakin memusatkan perhatian
untuk memilih perusahaan yang terbaik di suatu industri tanpa melihat negara
asal. Globalisasi juga berarti analisis yang terlalu domestik menjadi semakin
kurang relevan.
e.
Kerangka
Dasar Analisis Usaha
Palepu,
Bernard, dan Healy membuat suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis
dan penilaian usaha dengan menggunakan laporan keuangan. Kerangka dasar
tersebut terdiri empat tahap analisis, yaitu:
1)
Analisis
Strategi Usaha Internasional
Analisis
strategi usaha merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan
keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para
pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi faktor
pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi usaha atau bisnis
akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis. Analisis
strategi usaha meliputi pemeriksaan laporan tahunan dan penerbitan perusahaan
lainnya, dan berbicara dengan staff perusahaan, analis dan profesional keuangan
lainnya. Sumber informasi tambahan seperti World Wide Web, kelompok dagang.
Pesaing, konsumen, reporter, pelobi, regulator, dan pers bisnis menjadi semakin
umum. Akurasi, keandalan, dan relevansi masing – masing jenis informasi yang
dikumpulan juga perlu di evaluasi.
Kesulitan – kesulitan analisis strategi bisnis internasional :
a)
Ketersediaan
informasi
Analisis
strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa negara karena kurang
andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Memperoleh informasi
mengenai industri juga sukar dilakukan di banyak negara dan jumlah serta
kualitas informasi perusahaan sangat berbeda – beda. Ketersediaan informasi
khusus mengenai perusahaan sangat rendah di negara berkembang. Akhir – akhir
ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di
pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela
beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti standar
pelaporan keuangan internasional.
b)
Rekomendasi
untuk melakukan analisis
Keterbatasan
data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan
metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali dilakukan
perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimanan industri dan
perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di negara – negara pasar
berkembang. World Wide Web juga menawarkan akses yang cepat terhadap informasi
yang hingga akhir – akhir ini masih belum tersedia atau sulit diperoleh.
Informasi
negara dapat ditemukan dalam “siaran internasional” yang disebarkan oleh kantor
akuntan besar, bank, dan broker. Federasi Internasional Bursa Efek (http://www.fibv.com)
dan Federasi Bursa Efek Eropa (http://www.fese.be).
Newsletter internasional yang informatif dari majalah Accountancy, The Economist, Financial Analyst
Journal, dan Euromoneymenyediakan artikel yang relevan untuk
melakukan analisis keuangan internasional.
2)
Analisis
Akuntansi
Tujuan
analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan
perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi
kebijakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup
fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan yang harus ditentukan oleh direksi
manajemen.
Para
manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait
dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak mengenai kondisi
operasi dan keuangan perusahaan mereka. Fleksibilitas dalam pelaporan keuangan
merupakan hal penting karena memungkinkan manajer untuk menggunakan pengukuran
akuntansi yang paling mencerminkan situasi dan keadaan suatu perusahaan. Laba
yang dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen
mereka.
Healy
dan rekan menyarankan langkah – langah
dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan :
a)
Identifikasikanlah
kebijakan akuntansi utama
b)
Analisislah
fleksibilitas akuntansi
c)
Evaluasilah strategi
akuntansi
d) Evaluasilah
kualitas pengungkapan
e)
Indentifikasikanlah
potensi terjadinya masalah
f)
Buatlah penyesuaian
atas distorsi akuntansi
Tantangan
dalam melakukan analisis akuntansi internasional
a)
Perbedaan antarnegara
dalam kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan, dan kualitas audit. Karakteristik
nasional menyebabkan perbedaan yang mencakup praktik yang diwajibkan dan
diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan, dan ruang lingkup
direksi manajemen atas pelaporan keuangan.
b)
Kesulitan dalam
memperoleh informasi yang diperlukan untuk analisis akuntansi
Perbedaan
antar negara dalam kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan audit
sangat dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup
praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasa dan penegakan
aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.
Saran
untuk Para Analis
Para
analis harus sesering mungkin bertemu dengan manajemen untuk mengevaluasi
insentif pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi mereka. Banyak perusahaan
di negara berkembang sangat tertutup dan para manajer mungkin tidak memiliki
insentif yang kuat untuk melakukan pengungkapan yang lengkap dan
kredibel.
Akhirnya,
teknologi komunikasi seperti World Wide Web memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap seluruh tahap riset keuangan. Banyak perusahaan dan negara sekarang
telah memiliki situs web yang membuat setiap orang yang tertarik menjadi lebih
mudah untuk memperoleh informasi.
3)
Analisis
Laporan Keuangan Internasional (ALKI)
Tujuan
analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada
masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat
dipertahankan. Analisis rasio dan analisis arus kas merupakan alat yang penting
dalam melakukan analisis keuangan. Analisis rasio mencakup perbandingan rasio
antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam industri yang sama,
perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiskal lain
dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku.
Analisis
arus kas berfokus pada laporan arus kas yang memberikan informasi mengenai arus
kas masuk dan keluar yang di klasifikasikan menjadi aktiva operasi, investasi,
dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
non kas secara periodik untuk menjawab banyak pertanyaan mengenai kinerja dan
manajemen perusahaan.
Diperlukan
karena adanya kecenderungan meningkatnya investasi internasional dan dilakukan
dengan maksud agar data keuangan dapat dibandingkan. Sumber informasi untuk
analisis laporan keuangan internasional adalah :
a)
Laporan keuangan,
jadwal pendukung, serta catatan atas laporan keuangan.
b)
Latar belakang kekayaan
perusahaan dan pengungkapannya.
Teknik
– teknik analisis Laporan Keuangan Internasional yang telah dipakai adalah Analisa
Trend.
Membandingkan
item – item data secara periodik selama 2 tahun atau lebih seperti trend laba, debt rating, perubahan revenue,
pertumbuhan geometric, dan sebagainya.
Analisis
Rasio
Analisis ini mencakup perbandingan rasio antara suatu
perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio
suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiskal yang lain dan atau
perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang berlaku.
Terdapat
dua masalah dalam menganalisis rasio dalam lingkungan internasional, yaitu :
a)
Apakah perbedaan lintas
negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam
angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari negara yang berbeda?
b)
Seberapa jauh perbedaan
dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi lokal mempengaruhi
interprestasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran
akuntansi dari negara yang berbeda disajikan ulang agar tercapai daya banding
akuntansi?
Sejumlah
bukti yang kuat menunjukkanadanya perbedaan besar antarnegara dalam
profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan lainnya
yang berasal dari faktor akuntansi dan non–akuntansi.
Seberapa
besar perbedaan dalam pos – pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan prinsip
–prinsip akuntansi nasional? Ratusan perusahaan non AS yang mencatatkan saham
di Bursa –bursa efek AS melakukan pengungkapan rekonsiliasi berupa catatan kaki
yang memberikan bukti terhadap pernyataan ini, setidaknya dalam konteks
perbedaan antara nilai akuntansi berdasarkan GAAP AS dan berdasarkan GAAP non
AS.
Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi laporan
keuangan oleh emiten asing yang disusun oleh SEC cukup informasi. Sekitar
separuh dari 528 emiten non AS yang diteliti mengungkapkan perbedaan yang
material antara laba yang dilaporkan laporan keuangannya mereka dengan laba
bersih menurut GAAP AS. Lima jenis perbedaan
laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah :
a)
Depresiasi dan
amortisasi
b)
Biaya yang ditangguhkan
c)
Pajak tangguhan
d) Pensiun
e)
Transaksi mata uang
asing
Penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari 2/3 emiten (dua puluh
lima dari 87 emiten) yang mengungkapkan perbedaan laba yang material melaporkan
bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah dibandingkan dengan laba menurut GAAP
non AS. Hampir setengah dari antaranya melaporkan perbedaan laba lebih besar
dari 25%. Hasil yang sama juga ditemukan untuk rekonsiliasi ekuitas pemegang
saham. Secara keseluruhan, bukti dalam studi SEC ini menunjukan bahwa perbedaan
laporan keuangan menurut GAAP AS dan GAAP non AS sangat material untuk
kebanyakan perusahaan.
Membandingkan
item satu dengan item yang lain laporan keuangan dengan tujuan memperoleh
pemahaman yang sama tentang profitabilitas perusahaan, leverage, likuiditas,
dan efisiensi.
Indikator Pengembalian
:
a)
Pendapatan per lembar
saham = Pertumbuhan laba bersih saham biasa
Total saham dari saham
biasa yang beredar
b)
Pengembalian atas
aktiva = Laba bersih
Total Aktiva
c)
Pengembalian atas
ekuitas = Laba bersih
Ekuitas pemilik
Indikator Likuiditas
dan Risiko :
a)
Rasio Lancar = Aktiva
lancar
Utang lancar
b)
Utang terhadap ekuitas
= Total Utang
Ekuitas pemilik
Kesulitan Memperoleh Informasi Akuntansi Internasional
Dalam memperoleh data akuntansi internasional terdapat
beberapa kesulitan, antara lain :
a)
Penyesuaian
depresiasi
Beban
depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu diperhatikan umur dari
fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.
b)
Penyesuaian
persediaan LIFO ke FIFO
Persediaan harus
dikonversikan dalam metode FIFO.
c)
Cadangan
Cadangan
adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk
menghapus beban.
d)
Reformulasi
Laporan Keuangan
Penyesuaian
dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa perhitungan pada poin – poin
tersebut di atas.
Analisis
Arus Kas
Analisis ini berfokus pada laporan arus kas, yang
memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang
diklasifikasikan menjadi aktifitas operasi, investasi dan pendanaan, serta
pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodik.
Misalkan, apakah perusahaan telah menghasilkan arus kas yang
positifdarioperasinya.
Analisis
arus kas memberikan masukan mengenai arus kas dan manajemen suatu perusahaan.
Laporan arus kas yang sangat mendetail diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP
Inggris, IFRS, dan standar akuntansi di sejumlah negara yang jumlahnya makin
bertambah. Ukuran – ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat
khususnya dalam analisis internasional karena tidak terlalu dipengaruhi oleh
perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan dengan ukuran – ukuran berbasis
laba. Apabila laporan arus kas tidak disajikan, sering kali ditemukan kesulitan
untuk menghitung arus kas dari operasi dan ukuran arus kas lainnya dengan
menyesuaikan laba berbasis akrual. Banyak perusahaan tidak mengungkapkan
informasi yang diperlukan untuk membuat penyesuaian tersebut.
Mekanisme
Untuk Mengatasi Perbedaan Prinsip Akuntansi Antar Negara
Untuk
mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas negara beberapa pendekatan yang
dapat dilakukan yaitu :
a)
Beberapa analis
menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui
secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
b)
Beberapa yang lain
mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok
negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan – perusahaan
yang berlokasi di negara – negara tersebut.
Brown,
Soybel, dan Stickney menggambarkan penggunaan algoritma penyajian ulang untuk
meningkatkan perbandingan kinerja keuangan lintas negara. Algoritma penyajian
ulang relatif sederhana cukup efektif untuk digunakan. Satu pendekatan adalah
memfokuskan pada beberapa perbedaan laporan keuangan yang paling material,
dimana tersedia cukup informasi untuk melakukan penyesuaian yang dapat
diandalkan.
4)
Analisis
Prospektif Internasional
Analisis
prospektif mencakup tahap peramalan dan penilaian. Ketika melakukan peramalan
para analis membuat ramalan mengenai prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan
strategi usaha, catatan akuntansi, dan analisis keuangan. Ketika melakukan
penilaian, analis merubah ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai
perusahaan. Penilaian digunakan secara implisit maupun eksplisit dalam banyak
kegiatan usaha.
Para
pakar dalam penilaian internasional memberikan peringatan berikut ini kepada
mereka yang melakukan analisis prospektif internasional: “setiap aturan yang
telah anda pelajari di negara asal anda menjadi tidak berlaku diluar negeri”.
Fluktuasi kurs, perbedaan akuntansi, perbedaan praktik, dan kebiasaan bisnis,
perbedaan pasar modal, dan banyak faktor lainnya memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap peramalan dan penilaian internasional.
Derajat
pentingnya masing – masing tahap tergantung pada tujuan analisis. Kerangka
analisis usaha ini dapat diterapkan dalam banyak situasi keputusan, termasuk
analisis surat berharga, analisis kredit, analisis merger dan akuisisi.
f.
Kesulitan
Dan Kelemahan Dalam Analisis Laporan Keuangan Internasional
Keempat tahap analisis
usaha dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut ini:
1)
Akses
informasi
Informasi
mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam
beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah tak terhitung banyaknya
muncul melalui World Wide Web. Perusahaan diseluruh dunia saat ini memiliki
situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma – cuma dari berbagai
sumber internet dan lainnya. Banyak perusahaan juga menjawab permintaan atas
laporan tahunan dan dokumen.
Banyak
database komersial menyediakan akses terhadap data keuangan dan pasar saham
ribuan puluhan ribu perusahaan diseluruh dunia. Perusahaan yang tercakup dalam
database komersial ini umumnya perusahaan besar yang laporan keuangannya
menarik perhatian para pengguna dan investor.
Sumber
informasi lain yang juga berharga adalah publikasi pemerintah, organisasi riset
ekonomi, organisasi internasional PBB, organisasi akuntansi, audit, dan pasar
surat berharga.
2)
Ketepatan
waktu informasi
Ketepatan
waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan
siaran pers yang menyangkut laporan akuntansi berbeda – beda disetiap negara.
Jangka waktu pelaporan keuangan dapat di estimasi dengan membandingkan akhir
tahun fiskal sebuah perusahaan dengan tanggal laporan audit. Tanggal terakhir
ini dianggap sebagai tanggal indikasi kapan informasi keuangan perusahaan
pertama kali tersedia untuk masyarakat umum. Tabel rata – ratapenundaantanggalakhirtahundantanggallaporanauditor:
JumlahHari
|
Negara
|
1 – 30
|
Tidakada
|
31 – 60
|
Brasil,Kanada,Meksiko,KoreaSelatan,Taiwan,USA
|
61 – 90
|
Argentina,Australia,Denmark,Jepang,Belanda,Singapura,Spanyol,Inggris
Raya
|
91 – 120
|
Perancis, Jerman, Hongkong
|
121 lebih
|
Pakistan
|
Forst
mencatat perbedaan internasional lebih lanjut dalam ketepatan waktu siaran pers
yang menyangkut laba. Ia mendefinisikan jangka waktu sebagai rata – rata jumlah
hari antara akhir tahun fiskal suatu perusahaan dan tanggal siaran pers.
Perbedaan dalam ketepatan waktu informasi akuntansi menambah beban para pembaca
laporan keuangan perusahaan asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan
yang memiliki lingkungan yang senantiasa berubah – ubah. Agar penilaian yang
dilakukan bermakna, diperlukan penyesuaian terus – menerus atas jumlah yang
dilaporkan, dengan menggunakan alat konvensional ataupun tidak konvensional.
3)
Hambatan
bahasa dan terminologi
Perbedaan
bahasa antarnegara dapat menimbulkan hambatan informasi bagi para pengguna
laporan keuangan. Kebanyakan perusahaan yang berdomisili di negara – negara
yang tidak menggunakan bahasa inggris menerbitkan laporan tahunannya dalam
bahasa negara asal. Namun demikian, semakin banyak perusahaan yang relatif
besar yang berada di perekonomian maju menyediakan laporan tahunan dalam bahasa
inggris.
Secara
substansial, banyak isu substansial yang dihadapi para pengguna laporan
keuangan internasional. Mungkin isu yang paling sulit adalah yang berkaitan
dengan mata uang asing mungkin akan menimbulkan pengaruh yang sangat besar
dalam akuntansi internasional selama beberapa waktu. Sebaliknya, masalah yang
berkaitan dengan ketersediaan dan kredibilitas informasi secara perlahan
semakin berkurang karena semakin banyak perusahaan, otoritas berwenang dan
bursa efek yang mengakui pentingnya untuk memperbaiki akses investor terhadap informasi
yang tepat waktu dan kredibel.
4)
Masalah
pertimbangan mata uang asing
Sebagian
besar perusahaan diseluruh dunia menetapkan dominasi akun keuangan dalam mata
uang domisili nasional mereka dan membuat para analis menghadapi dua
permasalahan, yaitu :
a)
Berkaitan dengan
kemudahan pembaca.
b)
Menyangkut isi
informasi.
Bagi
seorang pembaca yang terbiasa dengan dolar akan kebingungan apabila dinyatakan
dengan euro. Cara untuk mengatasinya adalah dengan mentranslasikan saldo mata
uang asing kedalam mata uang domestik. Penggunaan kurs untuk mentranslasikan
akun – akun dalam mata uang asing dapat mendistorsikan pola keuangan yang
terjadi dalam mata uang lokal.
Meskipun
lebih disukai untuk melakukan analisis laporan keuangan luar negeri dalam mata
uang lokal, kita lebih menyukai penggunaan kurs tahun terakhir sebagai kurs
translasi kemudahan bagi para pembaca yang lebih menyukai angka dalam mata uang
domestik. Apabila laporan yang telah ditranslasikan memberikan kemudahan bagi para
pembaca dalam melihat akun – akun mata uang asing dalam suatu mata uang yang
telah dikenal umum, maka dapat timbul gambaran sebenarnya mengalami distorsi.
Secara khusus, perubahan kurs valuta asing dan prosedur akuntansi secara
bersamaan sering kali menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik
yang bertentangan dengan peristiwa yang mendasarinya.
5)
Perbedaan
dalam jenis dan format laporan keuangan
Format
neraca dan laporan laba rugi berbeda – beda disetiap negara. Perbedaan
klasifikasi secara internasional juga cukup banyak terjadi. Buku acuan Transactional
Accounting dapat digunakan secara lengkap perlakuan perbedaan klasifikasi
lainnya yang ada di tiap – tiap negara. Meski menyulitkan, perbedaan format
laporan keuangan tidak terlalu penting karena struktur dasar laporan keuangan cukup
mirip diseluruh dunia. Dengan demikian, kebanyakan perbedaan biasanya dapat
direkonsiliasikan dengan sedikit usaha.
g.
Penggunaan Website Untuk Memperoleh informasi
Penelitian Perusahaan
1)
Mayoritas perusahaan memiliki website tersendiri dan mayoritas memanfaatkan
homepage mereka untuk menginformasikan informasi keuangan terutama laporan
keuangan pokok yaitu neraca dan laba rugi. Tidak banyak, kurang dari 40%
perusahaan yang memberikan informasi keuangan tambahan (catatan atas laporan
keuangan, pendapat auditor, dan analisis manajemen).
2)
Mayoritas perusahaan hanya memberikan duplikasi informasi atau sebagian
dari informasi hardcopy laporan historis yang diubah dalam bentuk hypertext
atau format pdf.
3)
Tidak banyak perusahaan yang benar – benar memanfaatkan fitur – fitur internet
secara optimal. Hal ini terbukti, kurang dari 10% dari perusahaan sampel yang
menyampaikan informasi mengenai pergerakan saham. Disamping itu, meskipun
mayoritas homepage menampilkan press
release, tetapi kurang dari 35% yang melakukan update atas informasi yang
ditampilkan.
4)
Mayoritas perusahaan telah menggunakan teknologi yang cukup maju. Hal ini
dibuktikan dengan kecepatan menampilkan informasi (94%), penggunaan aplikasi
JAVA untuk mempercantik tampilan, penggunaan hyperlinks dan external links
dalam homepagenya. Disamping itu, mayoritas tampilan (interface) dari perusahaan sampel sudah terstruktur dengan baik.
3. Ukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi
yang mampu diraih oleh perusahaan perbankkan pada periode tertentu melalui
aktivitas – aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien
dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis
terhadap data –data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Kinerja (performance) dalam kamus istilah
akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis
selama periode tertentu. Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi
yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan
gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang
berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan
mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan
dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi
keuangan dan kinerja dimasa depan dan hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai
seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas
diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin di
kendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya
yang ada, disamping itu informasi tersebut juga dapat berguna dalam perumusan
pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber
daya.
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan dalam
perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
lain. Dengan menggunakan alat analisa yang berupa rasio keuangan dapat
menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik dan
buruknya keadaan atau posisi keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007
Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Beradasarkan Prinsip
Syariah, perhitungan kinerja keuangan bank adalah sebagai berikut:
a.
Rasio Likuiditas (Liquidity)
Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban –kewajibannya. Suatu bank dinyatakan likuid
apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban hutangnya, dapat membayar
kembali semua simpanan nasabah, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang
digunakan tanpa terjadi penagguhan. Untuk menghitung rasio likuiditas digunakan
beberapa komponen sebagai berikut:
1)
Besarnya aset jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek,
sebagai rasio utama. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
likuiditas jangka pendek.
2)
Kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek dengan
menggunakan aset jangka pendek, kas dan secondary
reserve (Short Term Mismatch/STMP), sebagai rasio penunjang. Rasio
ini brtujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi likuiditas jangka
pendek dengan menggunakan aktiva jangka pendek, kas, dan secondary reserve.
3)
Ketergantungan bank terhadap deposan inti (Rasio Deposan Inti/RDI), sebagai
rasio penunjang. Rasio ini bertujuan untuk mengukur besarnya ketergantungan
bank syariah terhadap dana dari deposan inti.
4)
Pertumbuhan dana deposan inti dibandingkan dengan pertumbuhan total dana
pihak ketiga (Pertumbuhan Rasio Deposan Inti/PRDI), sebagai rasio penunjang.
Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketergantungan bank syariah terhadap
deposan inti.
5)
Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi mismatch (Ratio Contingency Plan/RCP),
sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kecukupan sumber
dana apabila terjadi short term mismatch
dan penarikan dana deposan inti.
6)
Ketergantungan pada dana antar bank (Rasio Antar Bank Pasiva/RAPB),
sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat
ketergantungan bank terhadap dana antar bank.
b.
Rasio Profitabilitas (Earning)
Rasio profitabilitas merupakan alat untuk menganalisis
atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan
laba. Untuk menghitung rasio rentabilitas digunakan beberapa komponen sebagai
berikut:
1)
Pendapatan Operasional Bersih (Net Oerating Marjin, NOM), sebagai
rasio utama untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan
laba.
2)
Return On Asset (ROA), sebagai rasio
penunjang untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba.
3)
Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO), sebagai rasio penunjang untuk
mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah.
4)
Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA), sebagai rasio
penunjang untuk mengukur besarnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan
pendapatan.
5)
Diversivikasi Pendapatan, sebagai rasio penunjang untuk mengukur kemampuan
bank syariah dalam menghasilkan pendapatan dari jasa berbasis fee.
6)
Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO), sebagai rasio
penunjang untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba
dimasa yang akan datang.
7)
Rasio Net Marjin Operasional Utama, sebagai rasio observed untuk mengukur
pendapatan bersih dari operasi utama terhadap total penyaluran dana.
8)
Return On Equity, sebagai rasio observed untuk mengukur kemampuan modal
dalam menghasilkan laba.
9)
Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar keuangan, sebagai rasio
observed untuk mengukur besarnya penempatan dana bank syariah pada surat
berharga dan pasar keuangan.
10) Fungsi edukasi publik (CSR), sebagai rasio observed
untuk mengukur besarnya fungsi corperate social responsibility terhadap proses
pembelajaran masyarakat.
11) Fungsi sosial, sebagai rasio observed untuk mengukur
besarnya pelaksanaan fungsi sosial bank syariah.
12) Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi
hasil yang diberikan oleh bank syariah, sebagai rasio observed. Rasio ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat bunga dengan return yang
diberikan bank syariah kepada nasabah.
13) Besarnya bagi hasil dana investasi, sebagai rasio
observed untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola dan investasi untuk
menghasilkan pendapatan.
14) Penyaluran dana yang di write off dibandingkan dengan biaya operasional, sebagai rasio
observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur signifikasi pengaruh penghapus
bukuan terhadap efisiensi operasional bank.
4. Ukuran Kinerja Berdasarkan Anggaran
Sebagaian besar perusahaaan menggunakan anggarandalam
sistem pengendalian (control system)
mereka. Anggaran disusun untuk secara formal menyatakan kegiatan – kegiatan yang
akan dilaksanakan dan hasil –hasil yang akan dicapai dalam satu periode
tertentu dimasa mendatang, biasanya satu tahun. Terhadap anggaran inilah
kegiatan dan pencapaian aktual akan diperbandingkan dalam rangka evaluasi
kinerja manajerial dan evaluasi kinerja unit bisnis. Dengan demikian,
penyusunan anggaran merupakan tahap yang penting untuk terbentuknya suatu
sistem pengendalian yang efektif dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Karena semakin banyak perusahaan yang terlibat dalam
bisnis global penting bagi para manager untuk memonitor dan memperbaiki teknik
–teknik penganggaran dan evauasi kinerja mereka untuk menyakinkan bahwa
penggangaran dan evaluasi tersebut benar –benar relevan untuk operasi mereka di
luar negeri seperti halnya di dalam negeri. MNC perlu menetapkan satu set
ukuran kinerja keuangan dan non keuangan untuk mendapatkan gambaran yang akurat
mengenai kinerja para manager dan anak – anak perusahaan diberbagai belahan
dunia. Penganggaran dan evaluasi kinerja secara kritis dihubungkan
dalam hal bahwa anggaran menentukan kriteria dimana unit –unit operasi dalam
sebuah perusahaan akan dievaluasi pada akhir periode anggaran, jika anggaran
digunakan untuk memotivasi karyawan dan untuk membantu menciptakan organisasi,
maka anggaran harus menetapkan kriteria yang dengan isu –isu penganggaran dan
evaluasi kinerja yang harus dihadapi organisasi dalam konteks yang sepenuhnya
domestik, ada sejumlah pertimbangan tambahan yang harus diperhatikan evaluasi
kinerja untuk anak –anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang berlokasi di
negara – negara lain.
5.
Ukuran Kinerja
Berdasarkan ROI
Ada dua kinerja keuangan yang digunakan secara luas
oleh perusahaan – perusahaan multinasional yaitu return investasi atau return on investment(ROI) dan kinerja
yang dianggarkan(budgeted performance).
ROI membandingkan laba perusahaan terhadap suatu basis tertentu, sementara
kinerja yang dianggarkan membandingkan antara hasil operasi aktual terhadap
hasil operasi yang dianggarkan. Esensi pengendalian melalui anggaran (budgetary control) adalah bahwa setiap
perbedaan antara pencapaian aktual dari pencapaian yang dianggarkan dapat
ditelusuri ke manajer unit yang bertanggungjawab yang akan menjadikan informasi
tersebut sebagai umpan–balik dalam menentukan langkah –langkah selanjutnya.
Sehubungan dengan kriteria ukuran kinerja keuangan, maka isu – isu tambahan
yang muncul, khususnya untuk ROI adalah :
a.
Identifikasi komponen ROI
b.
Pengukuran akuntansi ROI
Variasi ROI berhubungan dengan elemen – elemen laba
dan basis investasi yang sesuai. Apakah laba harus merupakan selisih antara
pendapatan dan biaya seperti yang terlihat pada laporan laba rugi pada
perusahaan yang ditunjukan kepada pihak eksternal? Walaupun ukuran laba
konvensional tersebut lebih mencerminkan penandingan antar upaya dan pencapaian
sebuah perusahaan dari pada ukuran arus kas, tetapi laba konvensional tersebut
menyesatkan dalam lingkungan internasional.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, akuntan korporasi
perlu menentukan seakurat mungkin pengembalian – pengembalian yang
berkaitan.Asalah yang timbul mengenai denomitor ROI. Sesuai dengan prinsip
evaluasi manajerial di atas, basis investasi harus berupa sumberdaya yang
berkendali bagi manajemen yang bersangkutan. Jadi, kelebihan sediaan yang
disebabkan karena kebijakan valuta harus dieliminasi.
Banyak perusahaan di inggris dan AS yang sedang
menghitung ROI dengan menghubungkan EBIT dengan aktiva tetap tambahan modal
kerja neto. Sementara perusahaan – perusahaan Belanda biasanya tidak memasukkan
saldo kas akhir dalam definisi “modal yang digunakan“, karena secara operasional
kas ditangan dianggap merupakn aktiva yang tidak produktif. Pada sisi lain, kas
digunakan sebagai standar perbandingan, yaitu return atas aktiva yang digunakan
paling tidak harus melebihi return yang mestinya diperoleh seandainya kas
diinvestasi pada pasar modal setempat.
Sumber: