Senin, 26 November 2012

Do’a Ku



Kesunyian akhir malam terlalu indah ku lewatkan
Terdiam merunduk dengan tengadah tangan
Hingga ku terngiang segala noda dan dosa
Tetesan air mata mengalir tanpa ku rasa
Tuhan. . .
Begitu hinanya diri ini
Ketika hamba harus menyombongkan hati
Dalam lubuk hati yang mengakui
Akhir malam yang mulia
Dekaplah niat hatiku
Sejukkan panas dalam nuraniku
Agar sepucuk do’a ini sampai pada-Nya
Tuhan. . .
Ampunilah noda hatiku
Dengarlah suara taatku
Hanya kepada Mu aku mengadu

Ibuku – Pahlawanku



Ibu. . .
Usiamu tak semuda dulu
Kulitmu tak semulus sang ratu
Namun kasih sayangmu sungguhlah sempurna bagiku
Hanya bersenjata pengorbanan
Engkau mampu menjagaku
Hanya berbekal pengalaman
Engkau mampu mendidikku
Ohh Ibu. . .
Kebahagiaanmu adalah nyawaku
Senyummu adalah ragaku
Namun kesedihanmu adalah bencana bagiku
Tak perlu kau berperang
Tak perlu kau bersenjata
Karena kaulah segalanya bagiku
Ibu,, kaulah pahlawan hidupku J

Resensi Novel Negeri 5 Menara



Judul Novel                : Negeri 5 Menara
Judul resensi novel    : Negeri 5 Menara
Pengarang                 : A. Fuadi
Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit             : Agustus 2010
Kota Terbit                : Jakarta
Jumlah Halaman       : 424 hal

Resensi Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel best seller ini, menceritakan kisah enam orang sahabat yang mondok di sebuah pesantren yaitu Pondok Madani (PM). Novel best seller ini merupakan novel pertama dari trilogi yang secara apik bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala pernak-pernik kehidupan para santrinya.
Ahmad Fuadi yang berperan sebagai Alif di novel itu berkisah, ia tak menyangka dan tak percaya bisa menjadi seperti sekarang ini. Pemuda asal Desa Bayur, Maninjau, Sumatera Barat itu adalah pemuda desa yang diharapkan bisa menjadi seorang guru agama seperti yang diinginkan kedua orangtuanya.
Alif Fikri adalah seorang yang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittinggi Sumatera Barat dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun mimpinya seakan sirna, musnah tak berbekas, karena Amaknya tidak mengijinkan. Beliau ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik agama, dengan alasan Amak ingin Alif menjadi Ustad (Ulama). Dengan setengah hati, Alif menerima keinginan Amaknya untuk sekolah agama.
“Mempunyai anak yang sholeh dan berbakti adalah sebuah warisan yang tak ternilai, karena bisa mendoakan kedua orangtuanya mana kala sudah tiada,” ujar Ahmad Fuadi mengenang keinginan Amak di kampung waktu itu.
Namun ternyata Fuadi alias Alif mempunyai keinginan lain. Ia tak ingin seumur hidupnya tinggal di kampung. Ia mempunyai cita-cita dan keinginan untuk merantau. Ia ingin melihat dunia luar dan ingin sukses seperti sejumlah tokoh yang ia baca di buku atau mendengar cerita temannya di desa. Namun, keinginan Alif tidaklah mudah untuk diwujudkan. Kedua orangtuanya bergeming agar Fuadi tetap tinggal dan sekolah di kampung untuk menjadi guru agama. Namun berkat saran dari ”Mak Etek” atau paman yang sedang kuliah di Kairo, akhirnya Fuadi kecil bisa merantau ke Pondok Madani, Gontor, Jawa Timur. Dan, disinilah cerita kemudian bergulir. Ringkasnya Fuadi kemudian berkenalan dengan Raja alias Adnin Amas, Atang alias Kuswandani,Dulmajid alias Monib, Baso alias Ikhlas Budiman dan Said alias Abdul Qodir.
Awal mulanya dia sangat kaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan pondok. Untunglah, dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang benar-benar menyenangkan. Niatan setengah hatinya kini telah menjadi bulat. Di bawah menara PM inilah mereka berenam justru menciptakan mimpi-mimpi lewat imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian. Misalnya Fuadi mengaku jika awan itu bentuknya seperti benua Amerika, sebuah negara yang ingin ia kunjungi kelak lulus nanti. Begitu pula lainnya menggambarkan awan itu seperti negara Arab Saudi, Mesir dan Benua Eropa. Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud. Karena mereka yakin akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar PM), yaitu “man jaddawajada”, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
Melalui lika liku kehidupan di pesantren yang tidak dibayangkan selama ini, ke lima santri itu digambarkan bertemu di London, Inggris beberapa tahun kemudian. Dan, mereka kemudian bernostalgia dan saling membuktikan impian mereka ketika melihat awan di bawah menara masjid Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur.
Belajar di pesantren bagi Fuadi ternyata memberikan warna tersendiri bagi dirinya. Ia yang tadinya beranggapan bahwa pesantren adalah konservatif, kuno, ”kampungan” ternyata adalah salah besar. Di pesantren ternyata benar-benar menjujung disiplin yang tinggi, sehingga mencetak para santri yang bertanggung jawab dan komitmen. Di pesantren mental para santri itu ”dibakar” oleh para ustadz agar tidak gampang menyerah. Setiap hari, sebelum masuk kelas, selalu didengungkan kata-kata mantera ”Manjadda Wajadda” jika bersungguh-sungguh akan berhasil.
”Siapa mengira jika Fuadi yang anak kampung kini sudah berhasil meraih impiannya untuk bersekolah dan bekerja di Amerika Serikat? Untuk itu, jangan berhenti untuk bermimpi.”
Kelebihan novel ini adalah mengubah pola pikir kita tentang kehidupan pondok yang hanya belajar agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti bahasa inggris, arab, kesenian, dll. Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun itu, karena Allah Maha Mendengar doa dari umatNya.

Sumber:

Rabu, 21 November 2012

Bikram Yoga



Ada beberapa aliran yoga antara lain hatha yoga, vinyasa yoga, pilates yoga, bikram yoga, dan masih banyak yoga-yoga yang lain.
Bikram yoga ini juga dikenal sebagai hot yoga, karena dilakukan di ruangan yang bersuhu 105F atau 40.5C, yang dimana suhu tersebut sangatlah panas. Ditambah lagi kelembabannya diatur sekitar 40%.
Bikram yoga ini mempunyai 26 gerakan dimana masing-masing gerakan diulang 2 kali dilakukan selama 90 menit. Yoga ini terbuka untuk segala golongan, laki-laki atau perempuan, remaja atau orang tua, dengan bentuk badan yang tentunya macam-macam tidak ada larangan buat ikut kelas pertama bikram yoga ini. Setiap gerakan disini akan memperkuat bagian otot-otot tertentu, ligamen dan sendi-sendi yang nantinya akan merangsang organ-organ, kelenjar dan susunan syaraf untuk menyalurkan darah segar yang mengandung oksigen ke seluruh bagian tubuh manusia.
Dengan latihan yang teratur maka diharapkan bikram yoga ini akan memperbaiki system kesehatan, menambah energy dan mencegah kita untuk jatuh sakit dan meminimalkan efek-efek penuaan.
Menurut penemunya alias Bikram, ruangan yang sengaja dipanaskan itu diharapkan agar otot-otot kita terjaga dari gerakan stretching yang dilakukan selama gerakan-gerakan. Selain itu, suhu yang panas tersebut juga membantu tubuh kita untuk detoksifikasi dengan cara membuka pori-pori di kulit untuk mengeluarkan racun-racun. Temperatur yang tinggi juga mempercepat detak jantung agar latihan cardionya menjadi lebih baik, membantu memperbaikin daya tahan tubuh dengan cara meletakkan jaringan otot ke tingkat yang paling optimal, dan memperlunak jaringan kolagen di sekitar sendi agar bisa mempunyai gerakan yang lebih flexible.